M
au belajar jadi orang tua yg baik saat udah nikah nanti? Simak kultwit pagi
#IslamicParenting di
@MenujuNikah. Bantu RT ya. cc
@TweetNikah Baca bismillah dulu ya sebelum menuntut ilmu, semoga ilmu ini bermanfaat untuk mimin sendiri juga bagi yang baca. Aamiin..
Menjadi orang tua itu fitrah. Otomatis bagi siapa saja yang mempunyai anak, ia akan dipanggil Bapak dan Ibu. Sesimple itu caranya. Namun, sangat sedikit yang menjadi orang tua dibarengi dengan kesiapan ilmu menjadi orang tua yang benar. Yg tdk siap, jadi ortu dadakan. Tak sedikit dari kita sangat disibukkan dengan ilmu untuk dunia kerja kita kelak. Padahal profesi ortu itu 24 jam sehari sepanjang tahun. Jadi ortu harus berilmu. Sekadar memberi anak uang & mmasukkan di sekolah unggulan, tak cukup utk mmbuat anak kita jadi manusia unggul.
Kita sebagai ortu lebih banyak disibukkan dgn bagaimana mencari uang untuk anak kita. Pdhl banyak hal yg tak bisa dibeli dgn uang. Uang memang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tetapi bukan tidur yang lelap. Uang bisa membeli rumah yang lapang, tetapi bukan kelapangan hati untuk tinggal di dalamnya. Uang jg bisa mmbeli pesawat televisi yg sgt besar utk menghibur anak, tapi bkn kebesaran jiwa utk memberi dukungan saat mereka terempas. Byk anak2 yg rapuh jiwanya, pdhl mrka tinggal dirumah yg kokoh. Mrk mndpatkan apa saja dri orangtua, kcuali prhtian, ktulusn & kasih syng . Jadi Jurus PERTAMA dalam #IslamicParenting adalah : BERILMU. Ilmu seperti apa saja yg dibutuhkan oleh ortu ?
Ilmu agama pertama dan utama yg hrs diajarkan ke anak adalah soal akidah. Akidah yang lurus dan keimanan yg kuat akan jadi modal si anak Ajarkan anak ttg “Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah”. HR. Tirmidzi
Ini akidah utama yg harus diajarkan kepada anak, bahwa Allah adalah tempat satu2nya menggantungkan harapan. Bukan pada sesembahan lain. Jangan sampai anak2 kita kelak saat dewasa ikut-ikutan nyembah pohon dan benda2 keramat. Atau menyembah orang2. Ia akan terjebak syirik. Ilmu berikutnya adalah ilmu ibadah, terutama cara sholat dan bersuci. Bagaimana ortu bisa mengajarkan, kalau ia sendiri tak paham.
“Perintahkanlah anak2 kalian utk shalat saat berumur 7 tahun, dan pukullah jika enggan saat mereka berumur 10 tahun”. HR. Abu Dawud
Jadi jangan ragu untuk memukul anak karena rasa sayang kita saat umur 10 tahun ia blm mau sholat, padahal sejak 7 tahun sdh dianjurkan.
Berikutnya ilmu tentang akhlak, mulai adab terhadap orangtua, tetangga, teman, tidak lupa adab keseharian si anak. Bagaimana cara makan, minum, tidur, masuk rumah, kamar mandi, bertamu dan lain-lain juga perlu diajarkan sejak awal. Yang tdk kalah pentingnya yakni ilmu seni berinteraksi & berkomunikasi dgn anak. Bgaimna kita mnghadapi anak yg hiperaktif atau pendiam.
Bagaimana membangun rasa percaya diri dalam diri anak. Bagaimana memotivasi mereka untuk gemar belajar. Bagaimana menumbuhkan bakat yang ada dalam diri anak kita. Dan berbagai konsep-konsep dasar pendidikan anak lainnya. Hal itu akn mndorong kita utk terus mngembngkn diri, mningkatkn pengetahuan kita, mnghadiri majlis taklim, mmbaca buku2 pnduan pndidikan .
Tujuannya cuma satu, yakni agar kita betul-betul menjadi orangtua yang sebenarnya, bukan sekedar orang yang lebih tua dari anaknya. Ok, masuk ke jurus KEDUA, yakni KESHALIHAN ORANG TUA. Peran ortu akan sangat terasa bagi kehidupan si anak. Ortu akan dicontoh oleh anak
Kita semua mempunyai keinginan dan cita-cita yang sama. Ingin agar keturunan kita menjadi anak yang salih dan salihah. Namun, terkadang kita lupa bahwa modal utama untuk mencapai cita2 mulia itu ternyata kesalihan dan ketakwaan kita selaku orangtua. Alangkah lucunya, manakala kita berharap anak menjadi salih dan bertakwa, sedangkan kita sendiri berkubang dalam maksiat dan dosa. Kesalihan jiwa dan perilaku orangtua mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk kesalihan anak. Sebab ketika si anak membuka matanya di muka bumi ini, yang pertama kali ia lihat adalah ayah dan bundanya. Ia akan mencontoh sejak bayi . Yuk ke aplikasi kongkritnya. Kalau ingin anak kita rajin mendirikan shalat 5 waktu, pegang tangannya & brangkatlah ke masjid brsama.
Bukan hanya dengan berteriak memerintahkan anak pergi ke masjid, sedangkan kita asyik menonton televisi. Jika berharap anak rajin membaca al-Qur’an, ramaikanlah rumah dgn lantunan al-Qur’an yg keluar dri lisan ayah, ibu ataupun kaset & radio .Jangan malah kita menghabiskan hari-hari dengan membaca koran, diiringi lantunan suara biduanita yang mendayu-dayu. Kalau menginginkan anak jujur dlm bertutur kata, hindari brbohong sekecil apapun. Tanpa sadar, ternyata kita srng mmbohongi anak.
Alasan kita berbohong ke anak biasanya untuk menghindari keinginannya. Kebohongan kecil ini bisa menjadi masalah saat ia sudah dewasa. Misalnya saat ayah mw brgkt ke kantor dan si anak nangis pengen ikut. Apakah kita lebih memilih jujur ataukah berbohong ? Mungkin kebanyakan ayah akan bilang "Bentar ya nak, papa cuma mau pergi ke depan bentar kok". Padahal nyatanya kita pulang malam.
Nah, kebohongan2 kecil tadi akan tertanam di anak, bahwa berbohong itu boleh. Ini yang bisa menjadi mindset si anak kelak saat dewasa. Jadi sebaiknya jujur "Sayang, papa mw ke kantor dulu ya, km ga bs ikut. Tapi kalau papa ke kebun binatang, Insya Allah km bisa ikut" Memang ujung2nya anak akan nangis juga, tapi itu proses belajar buat dia. Bahwa papanya pergi pagi buat kerja dan dia mmg ga boleh ikut. Mari kita sama2 merefleksi diri kembali, membandingkan orang tua kita zaman dulu, dengan kita yg baru menjadi orang tua sekarang.
Dulu, masih banyak ibu-ibu yang rajin mengajari anaknya mengaji, namun sekarang mereka telah sibuk dengan acara televisi. Dulu ibu2 dgn sabar brcerita ttg kisah nabi, sahabat hingga teladan dri ulama. Skrg mreka lbih nyaman utk mnghbiskn wktu ber-facebook-an . Negeri ini dimasa depan ditentukan oleh anak2 kita saat ini. Mau jadi apa bangsa ini jika anak2 sekarang tdk terdi2k dgn baik ?
Jurus KETIGA adalah KEIKHLASAN. Ikhlas merupakan ruh bagi setiap amalan. Amalan tanpa disuntik keikhlasan bagaikan jasad tak bernyawa. Canangkan niat semata2 untuk Allah dalam seluruh aktivitas edukatif, baik berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan maupun hukuman. Setiap perbuatan yg kita lakukan untuk merawat anak, mnyuapinya, hingga mengganti popoknya, niatkanlah smata krn mengharap ridha Allah. Kenapa sih keikhlasan itu begitu penting ? Soalnya, pekerjaan orang tua itu tak ringan, dgn ikhlas Insya Allah akan jadi sangat ringan Dgn ikhlas, ucapan kita juga akan berbobot. Anak akan tahu perbedaan kata2 ortunya saat marah, ikhlas, gundah, damai, dan dongkol.
Jika kita ucapkan kata2 itu untuk sekedar meluapkan amarah, maka anak2 akan mendengarnya sesaat dan sesudah itu hilang tanpa bekas. Namun jika kita menyampaikan kata2 sembari berdoa mengharapkan hidayah pada anak kita, Insya Allah itu akn menjadi perkataan yg berbobot . Sebab bobot kata2 kita kerap bersumber bkn dari manisnya tutur kata, melainkan krn kuatnya penggerak dari dalam dada: iman & keikhlasan . Keikhlasan bukan hanya memberikan dampak positif di dunia, namun juga akan membuahkan pahala yang amat manis di alam sana. “Orang2 yg beriman, bserta anak cucu mrk yg mengikuti mreka dlm keimanan, Kami akn prtemukan mrk dgn anak cucu mereka”. QS Ath-Thur: 21
Kalau kita bangun ditengah malam membuatkan susu utk anak kita, aduklah ia dgn penuh keikhlasan sambil terus berdoa pada Allah. Sambil berharap bahwa tiap tegukan susu yg ia minum menjadikan kebaikan baginya, dan menjauhkannya dari bisikan yg buruk. Saat menyuapi anak, lakukan dgn ikhlas. Sambil berdoa agar makanan yg masuk menjadi penguat tubuh mrk utk berjuang di agama Allah ini.
Dan jurus terakhir dalam #IslamicParenting adalah KESABARAN. Mendidik anak membutuhkan kesabaran yang sangat ekstra. Anak bagaikan kertas yang masih putih, tergantung siapa yang menggoreskan lukisan di atasnya. Mengukir di atas batu membutuhkan kesabaran dan keuletan, namun jika ukiran tersebut telah jadi niscaya ia akan awet dan tahan lama. Nah perlu juga bersabar dalam menjawab pertanyaan anak2 kita. Dasarnya mereka memang punya rasa ingin tahu yg sangat besar.
Terkadang timbul rasa jengkel dgn pertanyaan anak yang tidak ada habis2nya, hingga kerap kita kehabisan kata2 utk menjawab prtanyaannya . Sebenernya, seburuk2nya pertanyaan si anak, itu bukti bahwa ia percaya pada kita untuk menjawabnya. Jgn mematikan kepercayaan si anak. Ogah-ogahan nya kita sbgai ortu dalam menjawab pertanyaan anak akan brakibat fatal, si anak tak akan mempercayai kita lagi. Nah bahayanya kalau si anak bertanya ke luar rumah, dan tak ada jaminan bahwa org diluar sana baik2. Bisa jadi jawaban mreka mlh merusak
Sabar juga diaplikasikan dalam mendengar. Jadilah pendengar yg baik bagi anak2 kita. Secapek apapun kondisi fisik kita Misalnya, saat si anak telat pulang sekolah, yg seharusnya siang, tapi sore baru sampe rumah. Ortu pasti khawatir dan biasanya marah. Saat si anak sampai rumah dan masih lelah, kita omeli mereka, tanpa memberikan ksmptan mereka mengemukakan alasan ketelatannya. Saat anak ingin menjelaskan, mungkin dipotong dgn “Sudah-sudah tidak perlu banyak alasan”. Akibatnya ia tak mau bicara pada kita lagi.
Karna mungkin saja keterlambatannya krn ada tugas tambahan dari sekolah. Nah, dgn menjadi pendengar yg baik, seorang anak akan dihargai. Berikan waktu seluas2nya bagi anak untuk menjelaskan, setelah ia selesai baru kita berkomentar dengan penuh kesabaran pula. Sabar juga harus diaplikasikan saat emosi kita memuncak. Ingat, jgn memberikan sanksi atau hukuman saat emosi kita masih tinggi pd anak. Krn saat emosi sedang tinggi, apapun yg kita berikan ke anak, cenderung akan menyakiti dan melukai mereka. Bkn malah menjadikan mrk baik . Saat marah, jauhi anak lebih dulu. Jika ingin tetap memberikan hukuman, lakukan saat emosi sudah turun. Beri sanksi yg mendidik mereka.
Dari keempat jurus tadi, yakni Ilmu, Kesalihan, Keikhlasan dan Kesabaran, semuanya perlu diikat dengan yg namanya DOA. Orang tua, wajib untuk mendoakan anaknya agar menjadi anak2 yang sholeh dan sholehah. Ada banyak contoh doa bagi ortu pada anaknya.
Bisa dengan doa “Robbanâ hablanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrota a’yun, waj’alnâ lil muttaqîna imâmâ” QS. Al-Furqan: 74
Arti doa "Wahai Rabb kami, karuniakan pd kami psangan & kturunan yg mnyejukkan pndngan mata. Serta jdikanlah kami imam bg kaum muttaqin" Sebesar apapun usaha orangtua dalam merawat dan menyekolahkan anaknya, andaikan Allah tak berkenan menjadikannya salih, tidak akan jadi.
“Tiga doa yang akan dikabulkan tanpa ada keraguan sedikitpun. Doa orangtua, doa musafir dan doa orang yang dizalimi”. HR. Abu Dawud . Nah, doa ortu tadi menjadi sangat penting kan ? Jadi jika ingin kebaikan pada anak kita, terus menerus berdoalah yang baik bagi mereka. Sejak kapan kita mendoakan kebaikan bagi anak kita ? Sebaiknya sejak melakukan hubungan suami-istri. Berkah sejak awal.
“Jika salah seorang dari kalian sebelum bersetubuh dengan istrinya ia membaca “Bismillah, allôhumma jannibnasy syaithôn wa jannibisy ... ."...syaithôna mâ rozaqtanâ” (Dengan nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari setan & jauhkanlah setan dari apa yg Engkau karuniakan ... "… pada kami), lalu mereka berdua dikaruniai anak; niscaya setan tidak akan bisa mencelakakannya”. HR. Bukhari. Doa lainnya “Wahai Rabbi, anugerahkanlah kepadaku (anak) yang termasuk orang-orang salih”. QS. Ash-Shâffât: 100. Bisa jg dgn “Ya Rabbi, berilah aku dari sisiMu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. QS. Ali Imran: 38.
Setelah lahir hingga anak dewasa sekalipun, kawal dan iringilah terus dengan doa. Pilihlah waktu-waktu yang mustajab. Bahkan tak ada salahnya jika berdoa dihadapan anak dan ia mendengar. Selain mengajarkan, jg menunjukkan btp sayangnya kita padanya. Doa orangtua itu mustajab, baik doa tersebut bermuatan baik maupun buruk. Maka berhati-hatilah wahai para orangtua. Saat kita marah, mungkin terlontar kata2 yg tak baik, dan itu menjadi doa. Dan saat Allah mengabulkan, maka kita akan mnyesal kmudian.
Alhamdulillah udah hampir dua jam kultwit ini mimin sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi kita para ortu dan calon ortu. Sungguh sekali lagi, bahwa majunya agama dan bangsa ini, terletak pada pundak anak2 kita saat ini. Kita punya andil disana.
Bahwa berbanggalah kita dengan profesi sebagai orang tua yang sukses mendidik anak. Bukan bangga atas harta dunia yg kita kumpulkan. Karena anak kita tak hanya butuh duit dari kita, tapi lebih dari itu, perhatian dan kasih sayang agar mereka menjadi orang yg baik kelak Jgn pernah salahkan anak kita kelak saat kita sudah lanjut mereka hanya mengirimi kita duit, tanpa mendampingi hari tua kita dgn sayang.
Mungkin itu cermin kita saat dulu mendidik anak. Hanya memberikan duit tanpa ada tanggung jawab mendidik dgn baik. Karena itu sblm menyesal, mari menuntut ilmu sebanyak2nya untuk jadi The Great Parent Ever for Our Children. Insya Allah. Sekian kultwit mimin hari ini. Mimin doakan agar semuanya bisa jadi ortu yg baik untuk anak2nya kelak. Aamiin..
Islamic Family....